Senin, 22 Oktober 2012

Pusat Investasi


Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang menilai kinerja manajernya berdasarkan laba yang diperoleh dibandingkan dengan investasinya (aktiva yang dioperasikan). Tujuan pengukuran aktiva yang dioperasikan adalah:
1 Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer divisi tentang aktiva yang dioperasikan
2 Memotivasi manajer divisi untuk membuat keputusan yang terbaik bagi kepentingan   perusahaan
3 Mengukur kinerja manajer pusat investasi dan mengukur kinerja unit bisnis (divisi) sebagai satu entitas ekonomi
Ada dua alat ukur untuk pusat investasi yang biasa digunakan yaitu ROI dan EVA. ROI merupakan rasio yang ditentukan dari numerator yaitu laba yang dilaporkan pada laporan laba rugi sedangkan denominatornya adalah aktiva yang dioperasikan. EVA merupakan jumlah rupiah yang ditentukan dari biaya modal dikurangi laba operasi.
Umumnya para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja. Pertama mereka harus menghasilkan laba yang mencukupi dari sumberdaya yang digunakan. Kedua, mereka dapat menggunakan sumberdaya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang memadai.
MENGUKUR AKTIVA YANG DIGUNAKAN
Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan dua hal. Pertama, praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit usaha menggunakan aktiva mereka dengan efisien untuk mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru?. Kedua, praktik apa saja yang paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi?
KAS
Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas keluar. Selain itu, banyak perusahaan yang menggunakan rumus untuk menghitung kas yang akan dimasukkan ke dalam dasar investasi. Misalnya dengan menggunakan angka 4,5% dari penjualan tahunan. Beberapa perusahaan mengabaikan unsur kas dalam dasar investasi.
PIUTANG
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung melalui kemampuan mereka untuk meningkatkan penjualan  dan secara langsung melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit serta melalui kewenangan mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Demi kemudahan, unsur piutang sering dimasukkan pada saldo aktual di akhir periode. Alternatif yang lebih sederhana yaitu memasukkan piutang pada nilai buku yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih. Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitung

 berdasarkan suatu rumus yang konsisten dengan periode pembayaran normal.
PERSEDIAAN
Persediaan biasanya dicatat pada jumlah akhir periode. Jika perusahaan menggunakan metode LIFO untuk tujuan akuntansi keuangan, maka persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar atau rata-rata. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran dimuka atau pembayaran cicilan dari konsumen maka pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
MODAL KERJA SECARA UMUM
Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut tepat jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Di lain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar. Metode ini menyediakan ukuran yang baik  atas modal yang disediakan oleh perusahaan.
PROPERTI, PABRIK DAN PERALATAN
Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan dan biaya ini disusutkan sepanjang umur ekonomis aktiva. Hal ini menimbulkan permasalahan dalam penggunaan sistem tersebut. Permasalahan ttersebut akan dianalisis pada bagian- bagian berikut:
1 Akuisisi Peralatan Baru
Jika aktiva yang disusutkan dimasukkan ke dalam dasar  investasi pada nilai buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih dan para manajer unit usaha tidak akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat.
2 Nilai Buku Kotor
Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukkan unsur aktiva yang dapat disusutkan dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya dan bukan nilai buku bersih. ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya.
3 Disposisi (Penggantian) Aktiva
Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan harga perolehan aktiva baru yang bisa memotivasi manajer unit bisnis.
4 Penyusutan Anuitas
Jika penyusutan ditentukan dengan metode anuitas, maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukkan EVA dan ROI yang tetap karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian investasi yang implisit dalam perhitungan nilai sekarang. Tetapi penyusutan anuitas tidak tepat untuk tujuan pajak penghasilan.
5 Metode Penilaian yang Lain

Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah biasanya 50% sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang dari aktiva sehingga permasalahan utamanya adalah nilai tersebut cenderung subyektif dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi. Dan profitabilitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profitabilitas perusahaan yang dilaporkan kepada para pemegang saham.
ASET- ASET YANG DISEWAGUNAUSAHAKAN
Para manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva ketika beban bunga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha.
AKTIVA YANG MENGANGGUR
Jika suatu unit usaha mempunyai aktiva yang menganggur yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya.
AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan yang intensif sedang yang lainnya cenderung focus pada pemasaran. Keuntungan dalam mengkapitalisasi aktiva tak berwujud kemudian mengamortisasinya selama masa manfaatnya adalah mengubah cara para manajer unit usaha memandang pengeluaran semacam ini.
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Suatu unit usaha kadang menerima modal permanennya dari kumpulan korporat. Maka sebaiknya dana yang dipinjam diperhitungkan secara terpisah dan perhitungan EVA nya dilakukan berdasarkan aktiva yang diperoleh dari sumber umum  korporat, bukan total aktiva.
BEBAN MODAL
Kantor pusat perusahaan menentukan tarif yang digunakan untuk menghitung biaya modal (capital charge) lebih tinggi daripada tarif perusahaan untuk pembiayaan utang. Beberapa perusahaan menggunakan tarif yang lebih rendah untuk modal kerja dibandingkan dengan untuk aktiva tetap.
SURVEI SURVEI PRAKTIK
Sebagian besar perusahaan memasukkan unsur aktiva tetap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih.
EVA vs ROI
Hampir semua perusahaan yang memiliki pusat investasi mengevaluasi unit-unit usahanya berdasarkan ROI dibandingkan dengan EVA.
Ada 3 keuntungan dari ROI yaitu:
1 ROI merupakan pengukuran yang komprehensif

2 ROI mudah dihitung, mudah dipahami dan sangat berarti dalam pengertian absolut
3 ROI merupakan denominator umum yang digunakan pusat investasi
Pendekatan EVA juga memiliki beberapa keunggulan yaitu:
1 Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi
2 Jika kinerja suatu pusat investasi diukur dengan EVA maka investasi- investasi yang menghasilkan laba diatas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu akan lebih menarik bagi manajer.
3 Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula.
4 EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan
EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
1 EVA= Laba bersih – Beban modal dengan
   Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan
2 EVA= Modal yang digunakan (ROI – biaya modal)
PERTIMBANGAN TAMBAHAN DALAM MENEVALUASI MANAJER
Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan penghitungan aktiva tetap. EVA menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari perbedaan potensi laba sehingga beberapa perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi.
MENGEVALUASI KINERJA EKONOMI SUATU ENTITAS
Ada beberapa perbedaaan antara laporan manajemen dan laporan ekonomi yaitu:
1 Laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sedangkan laporan ekonomi dibuat dalam selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam beberapa tahun
2 Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik
3 Laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value yang berguna bagi organisasi luar dan bagi pihak manajemen dalam menilai suatu tawaran.
4 Laporan ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar