Pusat
investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang menilai
kinerja manajernya berdasarkan laba yang diperoleh dibandingkan dengan
investasinya (aktiva yang dioperasikan). Tujuan pengukuran aktiva yang
dioperasikan adalah:
1
Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer divisi tentang aktiva yang
dioperasikan
2
Memotivasi manajer divisi untuk membuat keputusan yang terbaik bagi
kepentingan perusahaan
3
Mengukur kinerja manajer pusat investasi dan mengukur kinerja unit bisnis
(divisi) sebagai satu entitas ekonomi
Ada
dua alat ukur untuk pusat investasi yang biasa digunakan yaitu ROI dan EVA. ROI
merupakan rasio yang ditentukan dari numerator yaitu laba yang dilaporkan pada
laporan laba rugi sedangkan denominatornya adalah aktiva yang dioperasikan. EVA
merupakan jumlah rupiah yang ditentukan dari biaya modal dikurangi laba
operasi.
Umumnya
para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja. Pertama mereka harus
menghasilkan laba yang mencukupi dari sumberdaya yang digunakan. Kedua, mereka
dapat menggunakan sumberdaya tambahan hanya jika penggunaan tersebut
menghasilkan tingkat pengembalian yang memadai.
MENGUKUR AKTIVA YANG DIGUNAKAN
Dalam
memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat
investasi, kantor pusat menanyakan dua hal. Pertama, praktik apa saja yang akan
membuat para manajer unit usaha menggunakan aktiva mereka dengan efisien untuk
mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru?. Kedua, praktik apa
saja yang paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi?
KAS
Hampir
semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat
memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha
memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara
arus kas masuk dan arus kas keluar. Selain itu, banyak perusahaan yang
menggunakan rumus untuk menghitung kas yang akan dimasukkan ke dalam dasar
investasi. Misalnya dengan menggunakan angka 4,5% dari penjualan tahunan.
Beberapa perusahaan mengabaikan unsur kas dalam dasar investasi.
PIUTANG
Manajer
unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung melalui kemampuan mereka untuk meningkatkan
penjualan dan secara langsung melalui penetapan persyaratan kredit dan
persetujuan atas kredit individual dan batas kredit serta melalui kewenangan
mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Demi kemudahan, unsur
piutang sering dimasukkan pada saldo aktual di akhir periode. Alternatif yang
lebih sederhana yaitu memasukkan piutang pada nilai buku yang merupakan harga
jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih. Jika unit usaha tersebut
tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitung
berdasarkan suatu rumus yang konsisten dengan
periode pembayaran normal.
PERSEDIAAN
Persediaan
biasanya dicatat pada jumlah akhir periode. Jika perusahaan menggunakan metode
LIFO untuk tujuan akuntansi keuangan, maka persediaan sebaiknya dinilai pada
biaya standar atau rata-rata. Jika persediaan barang dalam proses didanai
melalui pembayaran dimuka atau pembayaran cicilan dari konsumen maka pembayaran
tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai
kewajiban.
MODAL
KERJA SECARA UMUM
Pada
satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi
dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut tepat jika
unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya.
Di lain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar.
Metode ini menyediakan ukuran yang baik
atas modal yang disediakan oleh perusahaan.
PROPERTI,
PABRIK DAN PERALATAN
Dalam
akuntansi keuangan, aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan dan biaya
ini disusutkan sepanjang umur ekonomis aktiva. Hal ini menimbulkan permasalahan
dalam penggunaan sistem tersebut. Permasalahan ttersebut akan dianalisis pada
bagian- bagian berikut:
1
Akuisisi Peralatan Baru
Jika
aktiva yang disusutkan dimasukkan ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih, maka
profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated)
pada nilai buku bersih dan para manajer unit usaha tidak akan termotivasi untuk
mengambil keputusan akuisisi yang tepat.
2
Nilai Buku Kotor
Fluktuasi
dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukkan unsur
aktiva yang dapat disusutkan dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya dan
bukan nilai buku bersih. ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan
selalu menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya.
3
Disposisi (Penggantian) Aktiva
Jika
satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih
memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut
tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian. Oleh karena itu,
lebih baik menggunakan harga perolehan aktiva baru yang bisa memotivasi manajer
unit bisnis.
4
Penyusutan Anuitas
Jika
penyusutan ditentukan dengan metode anuitas, maka perhitungan profitabilitas
unit usaha akan menunjukkan EVA dan ROI yang tetap karena metode penyusutan
anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian investasi yang implisit dalam
perhitungan nilai sekarang. Tetapi penyusutan anuitas tidak tepat untuk tujuan
pajak penghasilan.
5
Metode Penilaian yang Lain
Beberapa
perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah biasanya
50% sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Perusahaan lain sama sekali tidak
menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang dari
aktiva sehingga permasalahan utamanya adalah nilai tersebut cenderung subyektif
dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi. Dan profitabilitas unit usaha tidak
akan konsisten dengan profitabilitas perusahaan yang dilaporkan kepada para
pemegang saham.
ASET-
ASET YANG DISEWAGUNAUSAHAKAN
Para
manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva
ketika beban bunga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban
modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha.
AKTIVA
YANG MENGANGGUR
Jika
suatu unit usaha mempunyai aktiva yang menganggur yang dapat digunakan oleh
unit lain, maka unit usaha tersebut diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva
tersebut dari dasar investasinya.
AKTIVA
TIDAK BERWUJUD
Beberapa
perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan yang intensif
sedang yang lainnya cenderung focus pada pemasaran. Keuntungan dalam mengkapitalisasi
aktiva tak berwujud kemudian mengamortisasinya selama masa manfaatnya adalah
mengubah cara para manajer unit usaha memandang pengeluaran semacam ini.
KEWAJIBAN
TIDAK LANCAR
Suatu
unit usaha kadang menerima modal permanennya dari kumpulan korporat. Maka
sebaiknya dana yang dipinjam diperhitungkan secara terpisah dan perhitungan EVA
nya dilakukan berdasarkan aktiva yang diperoleh dari sumber umum korporat, bukan total aktiva.
BEBAN
MODAL
Kantor
pusat perusahaan menentukan tarif yang digunakan untuk menghitung biaya modal (capital charge) lebih tinggi daripada
tarif perusahaan untuk pembiayaan utang. Beberapa perusahaan menggunakan tarif
yang lebih rendah untuk modal kerja dibandingkan dengan untuk aktiva tetap.
SURVEI
SURVEI PRAKTIK
Sebagian
besar perusahaan memasukkan unsur aktiva tetap ke dalam dasar investasi pada
nilai buku bersih.
EVA vs ROI
Hampir
semua perusahaan yang memiliki pusat investasi mengevaluasi unit-unit usahanya
berdasarkan ROI dibandingkan dengan EVA.
Ada
3 keuntungan dari ROI yaitu:
1
ROI merupakan pengukuran yang komprehensif
2
ROI mudah dihitung, mudah dipahami dan sangat berarti dalam pengertian absolut
3
ROI merupakan denominator umum yang digunakan pusat investasi
Pendekatan
EVA juga memiliki beberapa keunggulan yaitu:
1
Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi
2
Jika kinerja suatu pusat investasi diukur dengan EVA maka investasi- investasi
yang menghasilkan laba diatas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena
itu akan lebih menarik bagi manajer.
3
Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda
pula.
4
EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan
dalam nilai pasar perusahaan
EVA
diukur dengan cara sebagai berikut:
1
EVA= Laba bersih – Beban modal dengan
Beban modal = Biaya modal x Modal yang
digunakan
2
EVA= Modal yang digunakan (ROI – biaya modal)
PERTIMBANGAN
TAMBAHAN DALAM MENEVALUASI MANAJER
Penggunaan
EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi EVA tidak
menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan penghitungan aktiva tetap.
EVA menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari perbedaan potensi laba sehingga
beberapa perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar
investasi.
MENGEVALUASI
KINERJA EKONOMI SUATU ENTITAS
Ada
beberapa perbedaaan antara laporan manajemen dan laporan ekonomi yaitu:
1
Laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sedangkan laporan ekonomi
dibuat dalam selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam beberapa
tahun
2
Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik
3
Laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara
keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup
value yang berguna bagi organisasi luar dan bagi pihak manajemen dalam
menilai suatu tawaran.
4
Laporan ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas di masa depan daripada
profitabilitas yang sekarang atau yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar