Senin, 22 Oktober 2012

PUSAT LABA


PUSAT LABA

Yaitu kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab yang diukur dalam ruang lingkup laba (yaitu selisih antara pendapatan dan beban)
PERTIMBANGAN UMUM
Kondisi – kondisi dalam mendelegasikan tanggung jawab laba
Keputusan manajemen untuk meningkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan disebut sebagai pertimbangan biaya/pendapatan (expense/revenue trade off). Untuk itu ada dua kondisi yang harus dipenuhi yaitu:
1 Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off yang dibuat oleh manajer.
Kelaziman suatu pusat laba
KELEBIHAN PUSAT LABA
·    Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
·    Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat.
·    Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
·    Manajer lebih bebas menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.
·    Pusat laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum.
·    Kesadaran laba(profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
·    Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak (top manajemen) mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.
·    Pusat laba sangat responsive terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
KELEMAHAN PUSAT LABA
·    Dalam sistem desentralisasi, manajemen puncak akan kehilangan pengendalian karena hanya mengandalkan laporan pengendalian manajemen.
·    Jika manajemen kantor pusat lebih mampu atau memiliki informasi yang lebih akurat,maka kualitas keputusan yang diambil manajer unit bisnis akan berkurang.
·    Perselisihan antar manajer pusat laba akan terjadi berkaitan dengan penentuan harga transfer dan pengalokasian biaya bersama.
·    Unit-unit organisasi yang pernah bekerjasama sebagai unit fungsional akan saling berkompetisi satu sama lain.
·    Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan manajemen,pegawai dan pembukuan yang dibutuhkan.
·    Kompetisi para manajer umum dapat hilang pada organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan mengembangkan keahliannya.
·    Terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan mengorbankan profitabitisat jangka panjang.
·    Tidak ada system yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan.
UNIT BISNIS SEBAGAI PUSAT LABA
Sebagian besar unit bisnis diperlakukan sebagai pusat laba karena bertanggung jawab atas pengembangan produk, fungsi produksi dan fungsi pemasaran, tetapi wewenang manajer unit bisnis dibatasi oleh berbagai hal.
BATASAN ATAS WEWENANG UNIT BISNIS
Ø Batasan dari unit bisnis lain
 Masalah utama akan terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit bisnis yang lain sehingga ada 3 keputusan yang harus dilakukan yaitu:
1 Keputusan produk (barang atau jasa apa saja yang harus dibuat dan dijual)
2 Keputusan pemasaran(bagaimana, dimana dan berapa jumlah barang/ jasa yang akan  dijual)
3 Keputusan perolehan (procurement) atau sourcing (bagaimana mendapatkan atau memproduksi barang atau jasa)
Ø Batasan dari manajemen korporat
Dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
1 Batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis.
2 Batasan yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan.
3 Batasan yang timbul dari nilai ekonomis sentralisasi.
Perusahaan-perusahaan mengenakan batasan pada unit-unit bisnis karena kebutuhan akan keseragaman. Pada umumnya, batasan korporat tidak menimbulkan permasalahan yang fatal dalam suatu struktur yang terdesentralisasi selama hal itu dikemukakan secara eksplisit.
PUSAT LABA LAINNYA
Unit- unit fungsional
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis, dimana setiap unit diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Unit fungsional terdiri dari berbagai sub unit yaitu:
PEMASARAN
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari produk yang terjual.
MANUFAKTUR
Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban,dimana manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead namun ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari pekerjaannya. Untuk itu dianjurkan membuat evaluasi yang terpisah atas aktivitas- aktivitas seperti pengendalian mutu, penjadwalan produk dan keputusan membuat atau membeli (make-or-buy decision).
UNIT PENDUKUNG dan PELAYANAN
Unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi, transportasi, teknik, konsultan, layanan konsumen dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan sebagai pusat laba.
ORGANISASI LAINNYA
Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu seringkali menjadi pusat laba secara alamiah.
MENGUKUR PROFITABILITAS
Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi suatu pusat laba. Pertama adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki focus pada bagaimana hasil kerja para manajer. Yang kedua adalah ukuran kinerja ekonomis, yang memiliki focus pada bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu entitas ekonomi.
JENIS-JENIS UKURAN KINERJA
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih. Meskipun demikian, kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas yaitu:
1 Margin Kontribusi
Menunjukkan rentang (spread) antara pendapatan dengan beban variabel.
2 Laba Langsung
Mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan.
3 Laba yang dapat dikendalikan
Adalah biaya yang dapat dikendalikan dan ditelusuri pada divisi yang bersangkutan oleh manajer pusat laba.
4 Laba sebelum pajak
Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah   relative dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba.
5 Laba bersih
Disini, perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestic berdasarkan laba bersih (net income). Ada dua argumen utama yang menentang penggunaan metode ini yaitu: Laba setelah pajak seringkali merupakan presentase yang konstan atas laba sebelum pajak dan karena banyak keputusan yang mempengaruhi pajak penghasilan dibuat di kantor pusat, maka tidaklah tepat jika para manajer pusat laba harus menanggung konsekuensi dari keputusan-keputusan tersebut.
PENDAPATAN
Memilih metode pengakuan pendapatan yang tepat sangatlah penting. Idealnya,setiap pusat laba harus diberikan nilai yang sesuai atas bagiannya dalam transaksi tersebut.
PERTIMBANGAN MANAJEMEN
Jika para manajer dapat mempengaruhi jumlah pajak yang dibayarkan oleh unit mereka, maka mereka harus dinilai berdasarkan penghasilan unit setelah pajak dan pos-pos yang jelas tidak dipengaruhi harus dieliminasi, seperti fluktuasi dalam nilai tukar mata uang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar